Apabila mendengar nama ikan badut, dalam ingatan orang akan cenderung terbayang pada sosok ikanbernama latin Amphiprion ocellaris (Gambar 1). Meskipun demikian, ikan badut sebenarnya terdiri tidak kurang dari 29 jenis (Tabel 1). Dua puluh delapan jenis ikan badut ini merupakan spesies dari genus Amphiprion, sedangkan satu jenis merupakan spesies dari genus Premnas (Gambar 2).
Secara umum ikan badut berukuran kecil. keragaman warna dapat terjadi pada spesies yang sama; khususnya berkenaan dengan lokasi sebarannya. Sebagai contoh A clarkii merupakan spesies yang mempunyai penyebaran paling luas, sehingga spesies ini mempunyai keragaman warna yang paling banyak (tergantung pada tempat ditemukan) dibandingkan dengan spesies ikan badut lainnya.
Ikan badut diketahui merupakan ikan yang mempunyai daerah penyebaran relatif luas, terutama di daerah seputar Indo Pasific. Mereka, pada umumnya, dijumpai pada laguna-laguna berbatu di seputar terumbu karang, atau pada daerah koastal dengan kedalaman kurang dari 50 meter dan berair jernih. Di perairan Papua New Guinea, bisa ditemukan ikan badut tidak kurang dari 8 spesies.
Di alam, ikan badut menyantap zooplankton, udang-udangan dan algae yang dijumpai di habitat mereka.
Popularitas ikan badut tidak lepas dari perilaku simbiosisnya dengan berbagai jenis anemon. Anemon, yang bagi jenis ikan lain beracun, bagi ikan badut merupakan tempat berlindung yang aman dan nyaman. Ikan badut kerap dijumpai bersembunyi, berselimut, dan berbermain diantara tentakel-tentalel anemon yang beracun.
Di alam, kehadiran ikan badut pada anemon dapat melindunginya dari agresifitas beberapa jenis ikan seperti ikan angle atau ikan butterfly yang akan memangsa tentakelnya. Sebaliknya ikan badut memanfaatkan anemon tersebut sebagai tempat berlindung dari musuh alaminya. Ikan badut sering pula melakukan tugas bersih-bersih pada tubuh anemon yaitu dengan memunguti remah-remah makanan, atau kotoran lainnya sehingga tubuh anemon bisa terbebas dari berbagai jenis parasit. Sedangkan ikan badut sendiri sering membawakan makanan bagi anemon.
Tentakel anemon dilapisi oleh lendir yang memiliki kandungan tertentu untuk melindunginya dari sengatan tentakel yang lain atau tersengat oleh tentakel sendiri. Lendir inilah yang dimanfaatkan oleh ikan badut untuk melindungi badannya dari sengatan tentekal anemon. Ikan badut dapat bertahan beberapa saat terhadap sengatan tentakel sebelum lumpuh. Dengan demikian, mereka akhirnya akan aman beramain dan berada diantara tentakel-tentakel anemon. Pada malam hari mereka sering tidur dengan berselimutkan tentakel-tentakel tersebut.
Apabila ikan badut dipisahkan dari anemon selama beberapa jam, mereka akan segera kehilangan kekebalannya. Dan untuk menjadi kebal kembali mereka perlu beradaptasi dan memerlukan waktu seperti disebutkan diatas.
Setiap jenis ikan badut memiliki kriteria tertentu dalam memilih anemon. Oleh karena itu, pada waktu membeli ikan anemon alangkah baiknya diketahui terlebih dahulu jenis-jenis anemon yang dikehendaki olah jenis ikan badut yang akan dibeli. Tabel 2 menunjukkan hubungan antara jenis ikan badut dengan anemon kesukaannya. Dengan tabel ini diharapkan akan mempermudah dalam memilih jenis anemon yang sesuai dengan ikanbadut yang ingin dimiliki.
Berbeda dengan jenis ikan lainnya, perilaku kawin ikan badut menunjukkan sifat kebalikan. Apabila ikan lain, diperlukan beberapa betina untuk satu jantan, pada ikan badut justru satu betina memiliki beberapa jantan.
Ikan badut diketahui bisa berubah kelamin. Dalam satu koloni ikan badut yang hidup dalam anemon, biasanya terdiri dari satu betina dewasa yang dominan dan beberapa jantan yang berukuran lebih kecil, serta beberapa ikan badut muda. Ikan-ikan muda ini semua berjenis kelamin jantan.
Kemudian jantan terbesar dan tertua yang ada dikoloni tersebut akan menjadi pasangannya. Startegi demikian diketahui mampu mempertahankan kelanjutan keberadaan spesies ikan badut tersebut. Ikan badut dapat menghasilkan telur 300 – 700 butir. Telur tersebut akan dijaga oleh badut jantan hingga menetas. Burayak selanjutnya akan “menjadi” planton dan terbawa arus laut.